
Kupanggil Namamu by ws.Rendra
Sambil menyeberangi sepi
kupanggil namamu, wanitaku
Apakah kau tak mendengarku?
Malam yang berkeluh kesahmemeluk jiwaku yang payahyang resahkarna memberontak terhadap rumahmemberontak terhadap adat yang latahdan akhirnya tergoda cakrawala.
Sia-sia kucari pancaran sinar matamu.Ingin kuingat lagi bau tubuhmuyang kini sudah kulupa.Sia-siaTak ada yang bisa kujangkauSempurnalah kesepianku.
Angin pemberontakanmenyerang langit dan bumi.Dan dua belas ekor serigalamuncul dari masa silammerobek-robek hatiku yang celaka.
Berulang kali kupanggil namamuDi manakah engkau, wanitaku?Apakah engkau juga menjadi masa silamku?Kupanggil namamu.Kupanggil namamu.Kerna engkau rumah di lembah.Dan Tuhan ?Tuhan adalah seniman tak terdugayang selalu sebagai sediakalahanya memperdulikan hal yang besar saja.
Seribu jari dari masa silammenuding kepadaku.Aku tak bisa kembali.
Sambil terus memanggil namamuamarah pemberontakanku yang sucibangkit dengan perkasa malam inidan menghamburkan diri ke cakrawalayang sebagai gadis telanjangmembukakan diri padakuPenuh. Dan Prawan.
Keheningan sesudah itusebagai telaga besar yang bekudan aku pun beku di tepinya.Wajahku. Lihatlah, wajahku.Terkaca di keheningan.Berdarah dan luka-lukadicakar masa silamku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.